7 cara Jitu mengetahui isi hati seseorang dari bahasa tubuhnya
03-03-2014 17:17
Assalamualaikum gan semuanye
Bagaimana caranya agar kita mengetahui isi hati orang lain dengan membaca gerak-gerik tubuhnya? Terkadang kita ingin mengetahui isi hati seseorang dengan rasa penasaran yang tinggi, terlebih kalau doi gebetan ente  , dari apa yang seseorang katakan apakah jujur atau tidak, dan kita bisa tahu apa yang seseorang kita kenal inginkan atau hal seperti apa yang harus dilakukan agar hubungan kita terjalin dengan baik dengan seseorang yang kita pedulikan baik teman, kekasih, maupun keluarga. Isi hati orang lain diantaranya bisa kita ketahui dari bahasa tubuhnya dengan beberapa cara.
Sebelum kita coba membaca isi hati seseorang ada hal yang perlu kita ketahui dalam memahami bahasa tubuh :
1. Bagian-bagian tubuh yang harus diperhatikan seperti kepala dan wajah serta bagian-bagiannya, dan tubuh bagian bawah dan anggotanya seperti tangan dan kaki.
2. Perubahan mimik atau ekspresi wajah.
3. Gerakan tangan dan kaki.
4. Arah dan posisi tubuh.
5. Areal atau wilayah di dalam dan di luar tubuh.
Lanjuuut lagi nyok 
Bahasa tubuh dalam pergaulan sehari-hari
1. Apabila Anda sedang berbicara dengan seseorang dan lawan bicara kita tampak melakukan hal-hal seperti berikut ini :
Berbicara dan tidak berani bertatapan mata, biasanya setelah terjadi kontak mata sebentar langsung mengalihkan pandangan ke arah lain : Pada dasarnya dia tidak mau diketahui maksud hatinya yang sesungguhnya, kemungkinan juga ada rahasia yang disembunyikan.
Berbicara sambil memegang-megang ujung hidung atau daun telinga dan biasanya tidak berani menatap mata kita : Kemungkinan besar dia sedang berbohong
Apabila berbicara pada posisi berdiri dan dia tidak menghadapkan tubuhnya persis kearah Anda : Dia tidak begitu berminat berbicara dengan Anda, bahkan meremehkan Anda.
Berbicara sambil melihat ke sekeliling : Dia sedang mencari seseorang atau sedang mencari perhatian orang-orang di sekitar.
Berbicara sambil mengangkat salah satu kakinya dan diletakkan di atas kaki yang lain : Dia berusaha menunjukkan statusnya.
Berbicara sambil kedua tangan saling meremas atau salah satu tangan mengelus-elus tangan yang lain dan badan agak membungkuk : Dia sedang berusaha memperoleh rasa belas kasihan Anda.
Mendengarkan Anda sambil memegang dagu dan mengelus-elusnya : Dia sedang berusaha menilai Anda dan apa yang Anda bicarakan.
Mendengarkan Anda sambil menopang dagu dengan tangannya : Dia sedang memperhatikan Anda dan apa yang Anda bicarakan. Apabila dia bersikap seperti itu sambil mencibir dan sedikit mendongakkan kepala serta alis mengernyit : Dia sedang berpikir keras memahami pembicaraan Anda atau ada isi pembicaraan yang tidak sesuai dengan pemikirannya.
Mendengarkan dengan salah satu tangan menopang kepala dengan jari telunjuk menyentuh pelipis : Dia sedang berpikir atau berusaha menunjukkan bahwa sedang menyimak pembicaraan Anda.
Mendengarkan Anda sambil mengelus-elus lehernya, terkadang memandang ke arah lain : Dia sudah bosan berbicara dengan Anda atau dengan topik pembicaraannya.
Mendengarkan Anda sambil garuk-garuk kepala : Dia terpaksa mendengarkan pembicaraan Anda atau terpaksa bertemu dengan Anda. bisa juga dia sedang bingung dan heran dengan pembicaraan anda.
Mendengarkan Anda tapi kedua telapak tangan ditekankan di atas paha atau lutut : Dia sudah ingin mengakhiri pembicaraan dan ingin meninggalkan tempat itu.
Mendengarkan sambil menoleh ke kanan dan ke kiri : Dia sedang tidak fokus dengan pembicaraan dan suka minta perhatian orang atau sedang mencari seseorang.
Mendengarkan Anda dengan kedua mata terbuka lebar menatap Anda : Dia berminat dengan Anda atau pembicaraannya.
Mendengarkan sambil kedua tangan bersedekap di dada dan/atau kedua kaki disilangkan : Apabila tatapannya tajam, maka hati-hati ada pembicaraan Anda yang agak bertentangan dengannya atau cara Anda berbicara yang tidak disukainya. Apabila dia sering menoleh ke arah lain tampaknya dia kurang berminat untuk berbicara (sedang ingin diam atau sendiri).
Apabila dia adalah tamu Anda dan dia sering berdehem-dehem sambil menelan air liur atau membasahi bibir dengan lidah : Kemungkinan besar dia sedang haus dan Anda harus segera menawarkan minuman kepadanya.
Apabila dia sering menatap ke cangkir atau gelas di depannya : Dia menunggu dipersilakan minum oleh Anda atau meminta tambahan air.
2. Apabila Anda sedang berkumpul dan mengobrol dengan beberapa orang, maka perhatikanlah hal-hal seperti berikut ini :
Apabila selama pembicaraan Anda jarang ditoleh dan disapa : Anda tidak diharapkan ikut di dalam pembicaraan itu atau pendapat Anda tidak dibutuhkan oleh mereka.
Perhatikan dada teman-teman bicara Anda di sebelah kanan maupun kiri, apabila cenderung mengarah kepada Anda : Anda tetap diharapkan ikut di dalam pembicaraan tersebut.
Pembicaraan Anda disela dan dipotong, lalu teman-teman Anda berbicara sesama mereka : Anda sudah seharusnya pergi karena kehadiran Anda benar-benar tidak diharapkan.
Apabila dalam posisi berdiri, arah salah satu telapak kaki teman-teman Anda menuju ke arah Anda : Mereka berminat berbicara dengan Anda
3. Apabila Anda seorang pria dan di depan Anda ada seorang wanita yang belum dikenal.
ini dia nih  yang jomblo merapat monggo
Dia sering melihat ke arah Anda : Dia berminat terhadap Anda
Dia menghadapkan duduknya ke arah Anda : Dia benar-benar menunjukkan minatnya kepada Anda
Dia tersenyum terlebih dulu kepada Anda : Dia mengharap disapa oleh Anda
Dia memain-mainkan rambutnya sambil sesekali melirik ke arah Anda : Dia mencoba menarik perhatian Anda.
Dia mengelus-elus bagian tubuhnya seperti tangan, leher atau dada : Dia mencoba menarik perhatian Anda secara seksual dengan menunjukkan kecantikannya.
Dia duduk dengan mengangkat salah satu kakinya dan diletakkan di atas kaki yang lain : Dia sedang menunjukkan status sosialnya. Apabila dia memperlihatkan betisnya berarti dia juga berusaha menunjukkan kecantikannya.
Dia menatap ke arah lantai sambil memainkan bagian pakaiannya atau menggoyang-goyangkan kakinya dengan sudut matanya mencuri-curi pandang ke arah Anda : Dia benar-benar mengharapkan Anda segera mendekatinya, menyapanya dan memulai perkenalan.
Dia menggeser duduknya atau mencari tempat duduk baru yang ada ruang kosong di sampingnya : Dia mempersilakan Anda untuk pindah duduk di sampingnya.
Dia mengedipkan sebelah matanya kepada Anda : Dia membuka peluang untuk suatu hubungan intim.  rada ragu ane mau masukin yang ini gan
4. Saat Anda seorang pria sedang berbicara dengan seorang wanita.
Dia mendengarkan sambil menatap Anda dengan mulut agak terbuka dan membasahi bibirnya dengan lidah : Dia akan bersedia bila dicium atau entah bawaan dari lahir alias kelainan
Dia mendengarkan sambil menatap Anda dengan mencondongkan dadanya : Dia akan bersedia bila dipeluk. tapi jangan ngarep gan  , bisa jadi tindak asusila repot ntar
Dia berbicara sambil kedua tangan bersedekap di dada : Dia mempertegas bahwa dia hanya seorang teman bicara atau diskusi.
Dia tidak menarik tangannya ketika disentuh jarinya : Dia membuka kesempatan untuk membina hubungan lebih dekat.
Dia tidak menarik tangannya ketika disentuh bagian siku : Dia tidak akan menolak apabila diajak kencan. inget gan "kencan" bukan kimpoi
Pada umumnya semakin dekat suatu sentuhan dengan tubuh bagian dalam (dada dan perut), maka semakin intim suatu hubungan.
Apabila didekati oleh Anda, dia mengambil sedikit langkah mundur : Dia menunjukkan sikap defensif, jadi Anda harus berhati-hati dan jangan keliru bersikap.
Apabila dia secara atraktif mencubit atau menepuk tangan Anda atau membersihkan debu atau kotoran di baju Anda, dan biasanya diikuti lirikan ke sekeliling : Dia berusaha menunjukkan kepada orang lain di sekitar bahwa dia akrab atau intim dengan Anda.
5. Apabila Anda seorang wanita dan di depan Anda ada seorang pria yang belum dikenal.
Dia tersenyum kepada Anda : Anda sesuai dengan seleranya.
Dia menggaruk-garuk lehernya dan menatap ke atas maupun ke kanan-kiri : Dia gugup dan salah tingkah .
Dia memalingkan wajah ke arah lain tapi sering melirik ke arah Anda : Dia tidak berani mendekati Anda atau karena ada pria lain di samping Anda yang diduganya adalah pasangan Anda. optimis aja dah gan embaaat
6. Saat Anda seorang wanita sedang berbicara dengan seorang pria.
Ketika sambil berdiri :
Salah satu tangannya memegang tangan yang lain di depan pinggangnya : Dia adalah pria yang sangat sopan.
Salah satu atau kedua tangannya ada di saku celananya : Dia merasa lebih berkuasa dari Anda
.
Dia meletakkan salah satu tangannya ke dinding tempat Anda bersandar : Dia merasa bisa menguasai Anda.
Dia berbicara dengan terus-menerus menatap mata Anda : Dia sedang menunjukkan perasaannya kepada Anda.
Dia sering melihat ke dada Anda atau bagian tubuh lainnya : Dia menyukai bagian-bagian yang dilihatnya tersebut.
Ketika Sambil duduk :
Jari jemari kedua tangannya disilangkan seperti orang berdoa dan diletakkan di depan mulutnya : Dia sedang bingung untuk mengambil keputusan.
Dia mendengarkan Anda berbicara dengan salah satu atau kedua telapak tangannya menopang pipinya : Dia bosan dengan pembicaraan atau bosan dengan duduk-duduk saja atau sedang mengantuk.
Dia melingkarkan tangannya ke bahu Anda atau sandaran kursi di belakang Anda : Dia ingin memeluk Anda dan memberi kesan melindungi Anda. Apabila dilakukan di hadapan orang lain : Dia ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa dialah pemilik diri Anda.
7. (Terakhir) Apabila Anda sedang berada dalam situasi jual beli
Penjual yang akan mengambil untung sangat besar dari Anda biasanya tidak berani menatap mata Anda saat tawar-menawar, saling mencuri-curi pandang dengan temannya sesama pedagang dan ketika Anda sedang mempertimbangkan harga yang ditawarkannya, dia kemudian pergi menjauh dan pura-pura sibuk, lalu melirik Anda sambil berharap Anda menerima tawaran tersebut. hal ini sering terjadi gan
Penjual yang berbohong tentang keaslian suatu barang, biasanya tidak berani menatap mata Anda saat tawar-menawar dan berkesan tidak mau banyak bicara untuk menjelaskan spesifikasi barang tersebut dan tidak mau berlama-lama dalam tawar-menawar.
Pembeli yang memegang-megang banyak barang : Dia tidak benar-benar berniat membelinya satu pun. atau entah dia bingung dengan pilihannya.
Pembeli yang memegang satu macam barang dan dengan serius menanyakannya kepada Anda (Penjual) : Dia benar-benar berniat membelinya.
Pembeli yang kehilangan senyumannya setelah Anda memberitahukan harganya : Dia sedang mempertimbangkan untuk menawar harganya atau tidak jadi membelinya.
Pembeli yang pergi menjauh namun matanya masih melirik barang yang tidak jadi dibelinya : Dia benar-benar berminat terhadap barang itu.
Ane mau kasih pesan gan, ada 1 hal yang lebih baik daripada tips yang ane sampein di atas, yaitu "Berani Bertanya", di SD aja ada pelajarannya dulu "malu bertanya sesat dijalan", maksud ane adalah sebaik baiknya ente bisa memahami hati dan pola pikir sesorang, kagak ada artinya ente kalau diem seperti (maaf) koreng padahal ente tau perasaan dan pola pikir orang tsb, jadi kagak enak lah pastinye, ye kan
Pengalaman & tambahan dari Kaskuser
 for agan thekingisme:
 By thekingisme►
ini gan, pengalaman pribadi ane pas lagi ke Eropa, tepatnya di Jerman dan di Hungary.
Kulit ane kan (buat orang barat) eksotis karena sawo matang gitu, ditambah lagi pas saat itu ane jenggotan yg seksi (yg tipis itu lho) + make topi jadi rambut berantakan ane malah kelihatan keren.
Pas di Jerman, lg nunggu kereta di mcd, ini gelagat si cewe:
1. Dia sering melihat ke arah Anda : Dia berminat terhadap Anda
2. Dia tersenyum terlebih dulu kepada Anda : Dia mengharap disapa oleh Anda <- (tepatnya senyum-senyum sambil 3.)
3. Dia memain-mainkan rambutnya sambil sesekali melirik ke arah Anda : Dia mencoba menarik perhatian Anda.
4. Dia mengelus-elus bagian tubuhnya seperti tangan, leher atau dada : Dia mencoba menarik perhatian Anda secara seksual dengan menunjukkan kecantikannya.
5. Dia duduk dengan mengangkat salah satu kakinya dan diletakkan di atas kaki yang lain : Dia sedang menunjukkan status sosialnya. Apabila dia memperlihatkan betisnya berarti dia juga berusaha menunjukkan kecantikannya.
Hahahaha. Sumpah temen ane, ane kasih tau ga percaya. mana ceweknya cakep banget gan!!
trus yang di Hungary, waktu itu ane di deket atm nungguin temen, pas juga ada zebra cross. si cewe kaya' mau nyebrang, tapi lg nelpon, berdasarkan thread agan:
1. Dia sering melihat ke arah Anda : Dia berminat terhadap Anda
2. Dia tersenyum terlebih dulu kepada Anda : Dia mengharap disapa oleh Anda
Nih tambahan yang di lakukan:
3. Mondar-mandir pas lg nelpon, dan kaya' ngedeketin tempat ane
4. ga nyebrang2    , padahal udah berkali2 tuh lampu penyebrangan jadi hijau (temen ane agak lama ambil duitnya)
ceweknya cakep bgt gan, mukanya kaya' orang irlandia gitu
seksinya kayanya kurus sih, dilihat dari kaki sama besar telapak tangannya. jadi bisa dibilang seksi.
tambahan satu lagi di Itali, tapi yang ini ane ga tau ane yg disukai apa temen ane. jadi lagi makan deket pantheon, waitress-nya cakep bgt gaaan, cewek-cewek itali bgt gitu. ini kelakuan dia:
1. Ngelayani meja ane baiiik banget, tapi ke meja lain seadanya
2. Kalo kami minta apa sigap banget, ke meja lain nyuruh orang (soalnya kayanya anak yg punya gan)
3. Dikit2 dateng, nanya "ada yang kurang?" pake bhs inggris gitu 
4. Pas datengnya lama, dia minta maaf, tapi ke meja lain engga 
cakep dan seksi cuy! cakep bgt
kenapa gak ngajak kenalan? karena ga tau ane ato temen ane yg digituin. kalo ternyata salah kan bisa berabe
ini temen ane percaya, dia juga nyadar dan sepemahaman dengan ane soalnya
ane juga orangnya bisa baca gelagat orang gaan. hahahaha. jadi ngerti tuh semua yg disebutin TS
kalo berkenan pekiwan gan. hahahaha. soalnya kalo di Indo ane malah ga pernah dilirik cewek
 for agan Centriga:
 By Centriga►
perilaku menunjukkan siapa diri anda
jadi jaga perilaku anda
 for agan Lualjunx:
 By lualjunx►
ini hal yang ane pentingin ketika ketemu client disuatu tempat dengan keadaan duduk.. misalnya di restoran atau cafe
jadi ketika seseorang duduk di cafe berhadapan dengan kita seperti ngobrol atau menawarkan sesuatu..
Lihat cara duduknya :
 for Cara duduk:
1. Kalo misalnya lebih sering senderkan badannya di kursi = ada kemungkinan besar dia tidak berminat apa yang anda tawarkan atau pembicaraan anda kurang menarik.
2.Kalo misalnya dia lebih memajukan badannya dekat anda dan jarang senderkan badan dikursi = kemungkinan besar dia sedang tertarik apa yang anda tawarkan atau apa yang anda bicarakan
3. kalo misalnya dia disuru duduk tidak mau = ada kemungkinan besar dia bisulan
Page one gan  please
 for agan zedtyoo:
 By zedtyoo►
ada lagi gan..
misal cewe agan nangis (atau siapa aja deh) kalo airmatanya kluar dari mata bagian dalem (dket hidung) dia bner gan,kalo air matanya dari bagian luar,doi ga sungguh2 gan..
ada lagi,kalo misal ditanya,dan dia mencoba mengingat suatu kejadian dan berpaling ke kiri,brrarti dia bner2 mengingat,tp klo ke kanan bisa2 doi mengarang cerita..
apa lagi yah.. lupa  pekiwan gan..!!
: 
SOURCE : http://www.kaskus .co.id/thread/531456c71f0bc3af138b4582
pin:224E8F38
#JOIN #BBM #Channel "ISLAM" today! C002B561F http://pin.bbm.com/C002B561F
BIZ
Minggu, 09 Maret 2014
Kamis, 23 Januari 2014
PELUANG BISNIS BAJU BERUKURAN BESAR
PELUANG BISNIS BAJU BERUKURAN BESAR
http://peluangusaha.kontan.co.id/news/besar-bajunya-besar-potensi-bisnisnya
Besar bajunya, besar potensi bisnisnya
Oleh Melati Amaya Dori, Kornelis Pandu Wicaksono - Kamis, 23 Januari 2014 | 13:41 WIB
Selama ada ide, bisnis busana tidak pernah kehabisan celah. Tren yang sengaja diciptakan atau muncul secara tidak sengaja membuat bisnis ini seakan tidak mengenal kata mati.
Pengikut tren mode busana sangat luas. Tren bisa dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin: pria atau wanita; usia: anak-anak, remaja, dewasa; hingga berdasarkan ukuran; mini atau maksi. Di Indonesia, yang punya penduduk lebih dari 200 juta, tiap segmen pasar tersebut tumbuh subur.
Ambil contoh pasar untuk pakaian berukuran ekstra besar alias big size. “Saat ini, banyak yang menyadari bahwa jumlah orang Indonesia yang bertubuh subur banyak,” tutur Suzanne Subijanto, pemilik label baju ekstrabesar My Size.
Pebisnis baju ekstrabesar di sini adalah mereka yang terjun, baik dalam produksi maupun penjualan, pakaian dengan ukuran paling kecil extra large (XL) hingga ukuran 8 large (8L). Pangsa pasar usaha ini adalah mereka yang memiliki ukuran tubuh di atas rata-rata ukuran normal.
Kebanyakan pembeli baju ukuran ini adalah wanita yang sudah berkeluarga. “Karena biasanya terjadi perubahan ukuran pakaian pada wanita, saat sebelum dan sesudah berkeluarga,” tutur Suzanne, yang akrab dipanggil Suz.
Hal senada disampaikan Suryani Widodo, penjual pakaian ekstrabesar melalui situs www.bigsizefashionstore.com. Saat merintis usaha ini pada 2008 silam, target pasar Suryani adalah ibu-ibu yang ia temui di sekolah sang anak. Suz terbilang pemain lama dalam usaha penjual baju ekstrabesar. Ia sudah mulai menjual baju ekstrabesar sejak Maret 2003. Kala itu ia sering kesulitan mencari baju ekstrabesar untuk ia pakai.
Dari pengalaman pribadinya, Suz bersikukuh membuat baju seukuran posturnya. “Selain untuk dipakai sendiri, saya juga ingin menjadi produsen karena pemainnya masih sangat sedikit kala itu,” tambah dia.
Melalui gerainya yang saat ini sudah berjumlah 16 buah, Suz menawarkan pakaian, sepatu, pakaian dalam wanita dan aksesori ekstrabesar untuk wanita dan laki-laki. Walau saat ini produknya masih didominasi baju ekstrabesar untuk wanita. My Size menawarkan mulai dari kaus, blus, rok, dress, hingga celana. Untuk pakaian, ukuran yang tersedia mulai dari XL sampai 8L. Untuk celana mulai dari ukuran 39-48. “Range harganya mulai dari Rp 125.000–Rp 400.000 per item,” tutur Suz.
Adapun Suryani, terjun berjualan baju ekstrabesar pada Oktober 2008. Alasan awalnya hampir sama dengan Suz, yakni pengalaman pribadi: kesulitan mencari pakaian berukuran ekstrabesar. Hasil produksi awal, ia tawarkan ke orang tua dari teman-teman putranya. “Ternyata cepat habis juga,” jelas Yani, panggilannya.
Yani pun menawarkan baju ekstrabesar untuk pria dan wanita dengan ukuran minimal XL sampai 8L. Koleksi produk Big Size Fashion Store beragam, mulai pakaian dalam wanita hingga sepatu. Harga tiap produk berkisar Rp 50.000 hingga Rp 200.000 per item.
Baik Suryani, maupun Suzanne sependapat bahwa potensi bisnis ini masih sangat besar. Alasan mereka, jumlah peminat produk berukuran maksi sangat banyak, sedang pemainnya masih terbilang sedikit. Permintaan tidak hanya datang dari Jabodetabek, tapi juga luar Pulau Jawa. My Size yang telah berusia 11 tahun kini memiliki 16 gerai yang tersebar di Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. “Kalimantan sedang dalam penjajakan untuk dibuka tahun depan,” ujar Suzanne.
Bahkan, pasar busana berukuran jumbo kini meluas ke para pria. Suzanne dan Suryani, belakangan ini juga menyediakan baju ekstrabesar untuk pria. “Sepertinya pria ingin memakai model dan jenis pakaian yang baru dan lebih beragam,” tutur Suryani.
Kendati hanya berjualan secara online, Suryani tidak pernah melewatkan hari tanpa pesanan. Jika dihitung secara rata-rata, pemesanan yang masuk bisa mencapai 600 item dalam sebulan. Permintaan itu mengalir tak cuma dari dalam negeri, tapi juga luar negeri. “Saya pernah kirim ke Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia,” ujar dia setengah berpromosi. Tak pelak, omzet yang ia bukukan mencapai Rp 3 juta per hari, dengan margin bersih sekitar 30% dalam sebulan.
My Size pun tak kalah ramai. Rata-rata penjualan per hari adalah 50 item. My Size pun mampu menciptakan empat model baru tiap minggunya. Masing-masing model itu bisa diproduksi sekitar 30 lusin–40 lusin. “Model baru harus ada, mengikuti permintaan yang menginginkan model up to date,” tutur Suzanne. Tanpa menyebutkan angka, Suzanne cuma menyebut omzet per bulannya mampu menghidupi 200 orang karyawan.
Menekan risiko
Proses pembuatan baju ekstra besar, pada dasarnya, sama dengan pembuatan baju ukuran biasa. Mulai dari tahapan pembuatan desain, pembuatan pola baju, pemotongan pola baju dan penjahitan. Namun, agar mantap, sebaiknya saat baju sudah selesai dicoba dahulu di badan seorang model.
Jangan lupa, prinsip baju ekstrabesar adalah mengutamakan kenyamanan si pemakai. “Jika tidak nyaman dipakai, harus dilakukan perubahan desain,” tutur Suzanne.
Tentu, kebutuhan kain untuk baju ekstrabesar lebih banyak. Potongan polanya pun berbeda. Suzanne bertutur bahwa potongan atau cutting pola untuk baju ekstrabesar berbeda dari potongan baju ukuran biasa. Perbedaannya tergantung dari model baju yang akan dibuat. Pola potongan khusus bisa saja terletak di lengan, pinggang, pinggul, atau badan baju. “Perbedaan itu pada dasarnya bertujuan agar pakaiannya lebih nyaman dipakai konsumen,” jelas Suzanne.
Ide model baju ekstrabesar bisa datang dari mana saja. Yani bertutur, inspirasinya dalam menciptakan sebuah model kebanyakan datang dari internet. Saat mencari model baju, Yani tak membatasi diri untuk pencarian model baju ukuran besar saja. Tapi juga meriset model baju ukuran normal yang sedang tren. “Jika sudah menemukan model oke, saat penjahitannya bisa saja disesuaikan dengan potongan untuk ukuran besar,” tambah Yani. Proses serupa berjalan juga di My Size.
Bahan baju yang dipilih juga harus mengutamakan kenyamanan konsumen. Mengingat konsumen baju ekstra besar cenderung mudah berkeringat, bahan yang dipilih sebaiknya bahan-bahan yang mudah menyerap keringat. Katun, kerap menjadi pilihan produsen. “Sifatnya yang nyaman dan mudah menyerap keringat sangat cocok untuk mereka yang mudah berkeringat,” jelas Yani.
Bahan lain yang juga umum digunakan sebagai bahan baju ekstrabesar adalah rayon dan spandex.Kedua bahan itu dinilai nyaman dan mudah mengikuti bentuk tubuh pemakainya. “Chifon juga bisa dipakai, tetapi biasanya hanya sebagai pelengkap,” tutur Suz.
Bahan-bahan tersebut ada yang termasuk bahan impor dan ada juga yang termasuk bahan lokal. Namun, baik Yani maupun Suz bertutur, bahan-bahan tersebut bisa didapat di pemasok bahan kain.
Jika ingin merintis usaha ini, modal yang dibutuhkan tidak sampai Rp 100 juta. Ambil contoh pengalaman Suz yang mengeluarkan uang sekitar Rp 50 juta, 11 tahun silam. Modal tersebut ia gunakan untuk menyewa kios di sebuah pusat perbelanjaan dan membeli stok pakaian ukuran besar dari pemasok. Seiring perkembangan usahanya, Suz memproduksi bajunya sendiri.
Jika ingin memulai usaha ini langsung menjadi produsen, langkah yang perlu Anda tempuh tidak berbeda dengan kebanyakan pebisnis konveksi. Peralatan yang dibutuhkan seperti mesin jahit, mesin pola dan potong, serta perlengkapan potong dan menjahit menjadi elemen utama. Saat ini perlengkapan untuk konveksi sudah bisa didapatkan di dalam negeri dengan berbagai pilihan produk impor maupun lokal.
My Size menggunakan mesin jahit yang khusus digunakan untuk menjahit baju berbahan lentur seperti kaus dengan baju berbahan kaku dan keras seperti jins. Perlengkapan lain yang berbeda dari peralatan pembuatan baju biasa adalah ukuran meja potong. Karena pemakaian bahan yang lebih banyak daripada baju biasa, meja potong yang dibutuhkan harus lebih panjang dan lebar.
Adapun Yani memulai usahanya 5 tahun silam dengan modal Rp 1 juta. Modal itu ia gunakan untuk membuat beberapa baju dari kenalan konveksinya. Karena permintaan terus meningkat, Yani menjalin kerjasama dengan konveksi kenalannya yang memang sudah terbiasa memproduksi pakaian ukuran besar. “Untuk mendapat pekerjaan yang berkualitas, pilih saja konveksi yang memasok ke department store,” jelas Yani.
Sistem maklun, seperti yang digunakan Yani, bisa meminimalkan risiko yang biasa dihadapi konveksi, seperti kesulitan mengelola pekerja. Bagi Yani maklun merupakan jalan yang pas bagi mereka yang masih baru. “Jadi tidak dipusingkan bahan dan pekerja,” tutur Yani.
Adapun keahlian yang harus dimiliki oleh mereka yang ingin merintis usaha ini adalah pengetahuan tentang desain baju ekstrabesar dan proses produksinya. Jika tidak memiliki latar belakang desain, jasa pihak ketiga bisa digunakan, seperti My Size yang memiliki tim kreatif sendiri.
Jika persiapan proses produksi sudah mantap, tinggal tahapan promosi. Yani dan Suz menuturkan, promosi melalui jejaring sosial dan situs terbilang efektif. Produk mereka dikenal oleh konsumen di berbagai penjuru negeri, hingga ke luar Indonesia. Komunitas mereka yang memiliki tubuh besar juga bisa didekati, agar produk kita semakin dikenal.
Editor: Tri Adi
Si Cantik yang memiliki pendapatan Rp 300 Juta/bln

Seorang yang baru lulus dari universitas (fresh graduate) memiliki pendapatan bulanan pada kisaran jutaan atau belasana juta. Bagi Dea Valencia Budiarto hal tersebut tak berlaku. Masih dalam usia 19 tahun, ia sudah memiliki pendapatan miliaran rupiah per tahun. Semua itu berkat ketekunannya menggeluti bisnis fesyen budaya, Batik Kultur by Dea Valencia.

Sejak usia 16 tahun, Dea sudah menggali kreativitasnya. Ketidaksanggupannya membeli batik yang ia inginkan justru menjadi awal mula kesuksesannya. Dea menggeledah batik-batik lawas, menggunting sesuai pola yang ia suka, dan membordirnya. Ia ciptakan pakaian dengan hiasan batik lawas berbordir tadi.

"Ini pakai batik lawas yang udah lama disimpan di lemari misalnya. Kan sering rusak, entah dimakan ngengat ataupun bolong kena banjir. Ya nggak bisa disimpan lagi kan? Makanya itu saya gunting-guntingin, misalnya bunga-bunganya. Nah dari situ saya bordir dan digabung dengan kain lain," ungkap Dea di acara Wirausaha Muda Mandiri, Istora Senayan, Jakarta Pusat.

Dari situ terciptalah kreasi Batik Kultur. Awal produksi, Dea hanya membuat 20 potong pakaian. Kini? Ada 800 potong Batik Kultur yang dipasarkan per bulannya. Dengan harga Rp 250.000 - 1,2 juta, nilainya setara dengan Rp 3,5 M per tahun atau Rp 300 juta per bulan.
Dea memulai Batik Kultur benar-benar dari nol. Bahkan ia sendiri yang menjadi model Batik Kultur. Wajar karena wajah Dea terbilang cocok di hadapan kamera. Bahkan Dea sendiri yang mendesain produk Batik Kultur padahal ia mengaku tak bisa menggambar.

"Desainernya saya sendiri padahal nggak bisa gambar. Imajinasi. Saya ada satu orang yang diandalkan, kerja sama dengan saya. Apa yang ada di otak saya transfer ke dia untuk dijadikan gambar," kata Dea.
Salah satu prinsip yang dipegang Dea dalam memasarkan produknya sederhana dan menarik. Ia tak mau menjual barang yang ia sendiri tak suka.
"Kalau sudah jadi pasti saya bikin prototype ukuran saya sendiri. Saya coba, saya suka apa enggak? Karena saya nggak mau jual barang yang saya sendiri nggak suka. Jadi barangnya itu kalau dilihat tidak terlalu nyentrik, lebih seperti pakaian sehari-hari," imbuh gadis asli Semarang.
Tak cuma batik, Batik Kultur pun merambah ke tenun ikat. Khusus yang satu ini, Dea harus membelinya di Jepara, tepatnya di Desa Troso yang merupakan sentra tenun ikat. Jika dulu hanya membeli beberapa meter kain, kini sekali kulakan Dea membeli tak kurang dari 400 meter tenun ikat.
Sebagai alumni program studi Sistem Informasi Universitas Multimedia Nusantara, Dea paham betul kekuatan internet untuk pemasaran. Batik Kultur 95 persen memanfaatkan jaringan internet dalam urusan permasalahan.

Dea menjadikan Facebook dan Instagram sebagai katalog dan media komunikasi dengan konsumennya. Dari sana, referensi untuk Batik Kultur menyebar dari mulut ke mulut. Integrasi dunia maya dan dunia nyata menyukseskan bisnis Dea.
Namun sama seperti bisnis sukses lain, Batik Kultur menapak bukan tanpa hambatan. Dea pernah dibuat depresi selama seminggu dan menjadi tak produkti karena masalah hak paten.
"Hambatan... dulu pernah masalah di hak paten. Sebenarnya dulu namanya bukan Batik Kultur by Dea Valencia tapi Sinok Culture. Tapi waktu diurus nama mereknya ternyata sudah ada yang pakai merek Sinok. Saya sempat stress selama seminggu. Karena nama Sinok sangat berarti buat saya. Sinok adalah nama panggilan saya sejak kecil," tutur Dea.
Melihat segala pencapaian Dea, sulit mempercayai Batik Kultur ada di tangan seorang perempuan muda usia 19 tahun yang sudah memegang gelar sarjana komputer.
"Saya dulu nggak tahu kenapa sama ibu 22 bulan udah disekolahkan. Umur lima tahun udah masuk SD. SMP dua tahun, SMA dua tahu. Jadi itu 15 tahun masuk kuliah. Tiga setengah tahun kuliah, jadi umur 18 udah lulus," jelas Dea.
"Setelah lulus pulang ke rumah di Semarang fokus bisnis. Tiap bulan nambah dua tiga pegawai, jadi kini sudah ada 36," imbuh Dea yang tinggal bersama orangtuanya di Gombel, Semarang.

Meski masih muda dan memiliki pendapatan miliaran rupiah, Dea tak melupakan lingkungan sekitar. Menarik jika mendengar pengakuan Dea tentang beberapa karyawannya.

"Saya juga mempekerjakan karyawan yang misal nggak ada kaki tapi tangannya masih bisa kerja. Penjahitnya ada enam yang tuna rungu dan tuna wicara. Pertimbangannya? Giving back to society (timbal balik kepada masyarakat)," terang Dea.

http://www.kaskus.co.id/thread/52ddfa1ebecb17807d8b46d1
http://www.sunoco-news.com/2014/01/wowgadis-19-tahun-ini-hasilkan-rp-300.html
Kamis, 16 Januari 2014
Daftar Bunga KPR Bank-bank Besar, Mana yang Paling Murah? Herdaru Purnomo - detikfinance
Daftar Bunga KPR Bank-bank Besar, Mana yang Paling Murah?
Herdaru Purnomo - detikfinance
Kamis, 16/01/2014 09:55 WIB
Jakarta -Suku bunga dasar kredit (SBDK) industri perbankan rata-rata telah naik mengikuti BI Rate. Kenaikan juga terjadi di bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Berdasarkan data yang dikumpulkan detikFinance, Kamis (16/1/2014), beberapa bank besar telah mematok suku bunga KPR di atas 10%.
Bagi masyarakat yang ingin mengajukan KPR di tahun ini, berikut suku bunga dasar kredit beberapa bank untuk dijadikan acuan.
Perlu diingat, SBDK ini belum memperhitungkan komponen premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian Bank terhadap risiko masing-masing debitur.
Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK.
Berikut daftar bunga KPR bank-bank besar berdasarkan data terakhir:
(dru/dnl) 
Berdasarkan data yang dikumpulkan detikFinance, Kamis (16/1/2014), beberapa bank besar telah mematok suku bunga KPR di atas 10%.
Bagi masyarakat yang ingin mengajukan KPR di tahun ini, berikut suku bunga dasar kredit beberapa bank untuk dijadikan acuan.
Perlu diingat, SBDK ini belum memperhitungkan komponen premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian Bank terhadap risiko masing-masing debitur.
Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK.
Berikut daftar bunga KPR bank-bank besar berdasarkan data terakhir:
- CIMB Niaga: 10,80%
 - BNI: 11,10%
 - Bank Mandiri: 11,00%
 - BII: 10,77%
 - BCA: 9,5%
 - Danamon: 12%
 - BTN: 11%
 - BRI: 10,25%
 - OCBC NISP: 12,50%
 - Bank Panin: 10,73%
 - Bank Permata: 12,50%
 - Bank Bukopin: 12,82%
 - Bank Mega: 13,75%
 
Rabu, 15 Januari 2014
PELUANG USAHA INSPIRASI RUDOLF P NAINGGOLAN Rudolf bangun menara demi gapai mimpi di langit
PELUANG USAHA
INSPIRASI RUDOLF P NAINGGOLAN
Rudolf bangun menara demi gapai mimpi di langit
Oleh Sri Sayekti -
Banyak orang di negeri ini mahfum mengenai pentingnya pendidikan formal. Namun, tak banyak yang mampu mengubah ilmu dari sekolahnya sebagai modal untuk sukses berbisnis.
Dari sedikit orang yang seperti itu, Rudolf P. Nainggolan salah seorang di antaranya. Dia sukses menjadi pengusaha di jalur yang sesuai dengan latar belakang pendidikan: teknologi telekomunikasi.
Rudolf kini memiliki tiga perusahaan di sektor telekomunikasi. Masing-masing PT Gihon Telekomunikasi Indonesia, provider infrastruktur; PT Wahana Infrastruktur Nusantara, bergerak di bidang proyek pembangunan infrastruktur tower; dan PT Dwidaya Amadeo Gemintang yang bergerak di bidang konten telekomukasi.
Rudolf pun aktif dalam kepengurusan Asosiasi Pengembang Infrastruktur Telekomunikasi (Aspimtel) dan sebagai anggota individu di Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel).
Keakraban Rudolf dengan teknologi telekomunikasi dimulai ketika ia diterima di Fakultas Teknik Elektro di Institut Teknologi Surabaya (ITS), tahun 1989, setelah mengenyam pendidikan dari SD hingga SMA di Denpasar Bali.
Saat menjadi mahasiswa, Rudolf juga aktif berorganisasi. Bahkan, pada 1992–1994, Rudolf menjadi Ketua Presidium Himpunan Mahasiswa Elektro ITS. Pengalaman berorganisasi itu ternyata berguna di masa depan. Rudolf mudah menjalin relasi dengan pengelola perusahaan telekomunikasi raksasa, seperti Indosat dan Telkom.
Setelah lulus kuliah, pada 1994, Rudolf meniti karier di PT Satelindo selama 1995-1997. Pada tahun 1996, Rudolf mendapat kesempatan dari Satelindo mengikuti pelatihan di London. Saat itulah Rudolf melihat majunya industri telekomunikasi terpadu yang terdiri dari infrastruktur seperti tower, jaringan, operator provider, hingga konten telekomunikasi.
Ia pun bermimpi memiliki usaha telekomunikasi seperti yang ia lihat di London. “Indonesia juga harus seperti ini,” batin dia waktu itu. Ide membangun industri telekomunikasi terpadu pernah ia sampaikan ke pimpinan Satelindo. Tetapi, kebijakan yang berlaku saat itu mengharuskan operator membangun infrastruktur sendiri.
Ketika masih menjadi pegawai Satelindo, Rudolf bertugas mencari lahan untuk membanguntower-tower, terutama di area Jakarta. Satu kisah yang ia kenang adalah saat hendak mendirikantower di area ruko Harmoni, Jakarta Pusat. Saat itu ia berhasil melobi Hendra Raharja, pemilik Bank Harapan Santosa. “Kesepakatan kami waktu itu, di setiap cabang BHS akan ada tower,” ujar Rudolf.
Dalam tugasnya, Rudolf malah berurusan dengan hal-hal non-teknis, seperti mengantongi izin dari pengurus RT dan RW, melakukan pendekatan ke masyarakat sekitar, termasuk para preman.
Mimpi untuk menggulirkan usaha sendiri, seperti yang ia lihat di London, menjadi alasan Rudolf mengajukan surat permohonan berhenti ke Satelindo, mulai 1997. Memang, ia tak langsung berwirausaha, melainkan bekerja untuk beberapa operator dengan bidang pekerjaan pembebasan lahan yang akan dibangun tower.
Tersandung krismon
Saat mengawali usaha tahun 1997, Rudolf merogoh kocek Rp 50 juta dengan mendirikan PT Mitra Sistem Komunikasi Indonesia. Ia pun merekrut tiga orang karyawan tetap dan 15 orang karyawan kontrak.
Sebagai orang yang pernah bekerja di perusahaan telekomunikasi, Rudolf tak kesulitan menyemai order. Mitra mengantongi pesanan dari Satelindo dan Telkomsel.
Ujian yang dia hadapi justru datang dari kondisi ekonomi. Setelah menjadi pebisnis, Rudolf baru menyadari pahitnya krisis moneter pada April 1998. Supaya dapurnya tetap mengepul, Rudolf pun banting setir ke perikanan.
Rudolf membeli 2 unit kapal penangkap ikan berbobot mati 50 ton. Agar kapalnya tak kosong setelah memasok ikan, Rudolf menjalin kerja sama dengan rekannya asal Padang, mengangkut pakaian eks impor. Kala itu, pakaian bekas berasal dari Jepang dan Korea yang masuk ke Indonesia melalui Malaysia, lalu ke Sumatra Utara. “Saya buka lapak di lantai 3 Pasar Senen,” ujar Rudolf.
Rudolf pun berniat mencari kredit untuk membeli kapal baru. “Proposal kredit saya ditolak, tetapi saya malah ditawari pekerjaan,” jelas Rudolf.
Ketika itu Bank Mandiri baru saja dibentuk dari hasil merger beberapa bank. Rudolf mendapat order pekerjan di bidang mechanical electrical, telepon PABX dan juga interior untuk 20 kantor Bank Mandiri di Jakarta. Selama kurun waktu tahun 1998 hingga 2000 Rudolf menyelesaikan order pekerjaan dari Bank Mandiri.
Pada tahun 2000, Rudolf mendapat order pekerjaan dari Lippo Telecom untuk proyek di Jawa Timur. Setelah bisnis telekomunikasi menggeliat lagi, baru Rudolf mendirikan PT Gihon Telekomunikasi Indonesia, pada 27 April 2001. Agar bisa fokus dengan usahanya, Rudolf pun mempercayakan bisnis sebelumnya kepada rekannya dengan sistem bagi hasil.
Berkat reputasi dan pengalamannya bekerja sama dengan berbagai operator, Rudolf tidak kesulian mengibarkan bendera Gihon. “Terjadi lompatan penjualan,” ujar alumni program S-2 Manajemen Telekomunikasi UI ini. Pada tahun 2004, omzet Gihon mencapai Rp 100 milyar.
Saat menuntaskan jenjang pendidikan S-2, tahun 2003, Rudolf memilih tesis tentang pengembangan jaringan dengan sistem leasing. Ide Gihon itu, baru populer di antara operator seluler pada tahun 2004. Pelopor penerapannya saat itu adalah Telkomflexi.
Gihon, kini, memiliki 350 tower dan 150 collocation. Untuk agenda ekspansi, Gihon berniat membangun 87 tower baru di Banten, Bangka, Belitung, Palembang, dan Lampung.
Menurut Rudolf tahun 2011 hingga 2020 adalah masa konsolidasi bisnis bagi industri telekomunikasi. “Pilihannya merger atau tebas.” ujar Rudolf.
Akankah Rudolf bisa bertahan? Kita lihat saja nanti.
Dari sedikit orang yang seperti itu, Rudolf P. Nainggolan salah seorang di antaranya. Dia sukses menjadi pengusaha di jalur yang sesuai dengan latar belakang pendidikan: teknologi telekomunikasi.
Rudolf kini memiliki tiga perusahaan di sektor telekomunikasi. Masing-masing PT Gihon Telekomunikasi Indonesia, provider infrastruktur; PT Wahana Infrastruktur Nusantara, bergerak di bidang proyek pembangunan infrastruktur tower; dan PT Dwidaya Amadeo Gemintang yang bergerak di bidang konten telekomukasi.
Rudolf pun aktif dalam kepengurusan Asosiasi Pengembang Infrastruktur Telekomunikasi (Aspimtel) dan sebagai anggota individu di Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel).
Keakraban Rudolf dengan teknologi telekomunikasi dimulai ketika ia diterima di Fakultas Teknik Elektro di Institut Teknologi Surabaya (ITS), tahun 1989, setelah mengenyam pendidikan dari SD hingga SMA di Denpasar Bali.
Saat menjadi mahasiswa, Rudolf juga aktif berorganisasi. Bahkan, pada 1992–1994, Rudolf menjadi Ketua Presidium Himpunan Mahasiswa Elektro ITS. Pengalaman berorganisasi itu ternyata berguna di masa depan. Rudolf mudah menjalin relasi dengan pengelola perusahaan telekomunikasi raksasa, seperti Indosat dan Telkom.
Setelah lulus kuliah, pada 1994, Rudolf meniti karier di PT Satelindo selama 1995-1997. Pada tahun 1996, Rudolf mendapat kesempatan dari Satelindo mengikuti pelatihan di London. Saat itulah Rudolf melihat majunya industri telekomunikasi terpadu yang terdiri dari infrastruktur seperti tower, jaringan, operator provider, hingga konten telekomunikasi.
Ia pun bermimpi memiliki usaha telekomunikasi seperti yang ia lihat di London. “Indonesia juga harus seperti ini,” batin dia waktu itu. Ide membangun industri telekomunikasi terpadu pernah ia sampaikan ke pimpinan Satelindo. Tetapi, kebijakan yang berlaku saat itu mengharuskan operator membangun infrastruktur sendiri.
Ketika masih menjadi pegawai Satelindo, Rudolf bertugas mencari lahan untuk membanguntower-tower, terutama di area Jakarta. Satu kisah yang ia kenang adalah saat hendak mendirikantower di area ruko Harmoni, Jakarta Pusat. Saat itu ia berhasil melobi Hendra Raharja, pemilik Bank Harapan Santosa. “Kesepakatan kami waktu itu, di setiap cabang BHS akan ada tower,” ujar Rudolf.
Dalam tugasnya, Rudolf malah berurusan dengan hal-hal non-teknis, seperti mengantongi izin dari pengurus RT dan RW, melakukan pendekatan ke masyarakat sekitar, termasuk para preman.
Mimpi untuk menggulirkan usaha sendiri, seperti yang ia lihat di London, menjadi alasan Rudolf mengajukan surat permohonan berhenti ke Satelindo, mulai 1997. Memang, ia tak langsung berwirausaha, melainkan bekerja untuk beberapa operator dengan bidang pekerjaan pembebasan lahan yang akan dibangun tower.
Tersandung krismon
Saat mengawali usaha tahun 1997, Rudolf merogoh kocek Rp 50 juta dengan mendirikan PT Mitra Sistem Komunikasi Indonesia. Ia pun merekrut tiga orang karyawan tetap dan 15 orang karyawan kontrak.
Sebagai orang yang pernah bekerja di perusahaan telekomunikasi, Rudolf tak kesulitan menyemai order. Mitra mengantongi pesanan dari Satelindo dan Telkomsel.
Ujian yang dia hadapi justru datang dari kondisi ekonomi. Setelah menjadi pebisnis, Rudolf baru menyadari pahitnya krisis moneter pada April 1998. Supaya dapurnya tetap mengepul, Rudolf pun banting setir ke perikanan.
Rudolf membeli 2 unit kapal penangkap ikan berbobot mati 50 ton. Agar kapalnya tak kosong setelah memasok ikan, Rudolf menjalin kerja sama dengan rekannya asal Padang, mengangkut pakaian eks impor. Kala itu, pakaian bekas berasal dari Jepang dan Korea yang masuk ke Indonesia melalui Malaysia, lalu ke Sumatra Utara. “Saya buka lapak di lantai 3 Pasar Senen,” ujar Rudolf.
Rudolf pun berniat mencari kredit untuk membeli kapal baru. “Proposal kredit saya ditolak, tetapi saya malah ditawari pekerjaan,” jelas Rudolf.
Ketika itu Bank Mandiri baru saja dibentuk dari hasil merger beberapa bank. Rudolf mendapat order pekerjan di bidang mechanical electrical, telepon PABX dan juga interior untuk 20 kantor Bank Mandiri di Jakarta. Selama kurun waktu tahun 1998 hingga 2000 Rudolf menyelesaikan order pekerjaan dari Bank Mandiri.
Pada tahun 2000, Rudolf mendapat order pekerjaan dari Lippo Telecom untuk proyek di Jawa Timur. Setelah bisnis telekomunikasi menggeliat lagi, baru Rudolf mendirikan PT Gihon Telekomunikasi Indonesia, pada 27 April 2001. Agar bisa fokus dengan usahanya, Rudolf pun mempercayakan bisnis sebelumnya kepada rekannya dengan sistem bagi hasil.
Berkat reputasi dan pengalamannya bekerja sama dengan berbagai operator, Rudolf tidak kesulian mengibarkan bendera Gihon. “Terjadi lompatan penjualan,” ujar alumni program S-2 Manajemen Telekomunikasi UI ini. Pada tahun 2004, omzet Gihon mencapai Rp 100 milyar.
Saat menuntaskan jenjang pendidikan S-2, tahun 2003, Rudolf memilih tesis tentang pengembangan jaringan dengan sistem leasing. Ide Gihon itu, baru populer di antara operator seluler pada tahun 2004. Pelopor penerapannya saat itu adalah Telkomflexi.
Gihon, kini, memiliki 350 tower dan 150 collocation. Untuk agenda ekspansi, Gihon berniat membangun 87 tower baru di Banten, Bangka, Belitung, Palembang, dan Lampung.
Menurut Rudolf tahun 2011 hingga 2020 adalah masa konsolidasi bisnis bagi industri telekomunikasi. “Pilihannya merger atau tebas.” ujar Rudolf.
Akankah Rudolf bisa bertahan? Kita lihat saja nanti.
Editor: Tri Adi
blogger RYAN pin:224E8F38
Selasa, 14 Januari 2014
PELUANG BISNIS SABUK BONCENGAN ANAK Laba empuk dari sabuk boncengan anak
PELUANG USAHA
PELUANG BISNIS SABUK BONCENGAN ANAK
Laba empuk dari sabuk boncengan anak
Oleh Sri Sayekti - Jumat, 10 Januari 2014 | 15:23 WIB
Berita Terkait
Keselamatan berkendara merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat. Namun di jalan raya, kita melihat banyak anak yang dibonceng orang tuanya hanya diikat dengan kain seadanya.
Tidak ingin sang keponakan berisiko saat diantar oleh istrinya ke sekolah, Azwar Fauzi merancang desain sabuk untuk memboncengkan anak di sepeda motor. Dengan modal awal Rp 700.000 Azwar lalu memproduksi lima sabuk boncengan.
Saat itu, Azwar mengakui, sudah ada sabuk boncengan anak yang beredar di pasar. Tapi, menurut Azwar, produk lain tersebut terbuat dari bahan yang keras, sehingga tidak terasa nyaman saat digunakan si anak. Ia pun melakukan perbaikan desain dan memilih bahan yang lebih elastis, yakni kain baby ripstop yang biasa dipakai untuk membuat tas ransel.
Adapun untuk tali sabuk, Azwar memakai harness. Foto sabuk boncengan anak yang diberi merek Jafa ini pun lantas ia upload ke kaskus dan situs-situs gratis lainnya.
Di saat awal memproduksi, Azwar menggunakan sistem makloon ke penjahit. Tahun 2011, Azwar ingat, permintaan untuk sabuk boncengan anak belum banyak. Namun, Azwar berani memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja dan berniat menekuni usaha sabuk boncengan anak.
Guna mempermudah pemasaran, Azwar memilih lokasi usahanya di daerah Mriti Selatan, Surabaya. Untuk proses produksi dilakukan di kampung asalnya, yakni di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Ia pun mengerahkan tetangga-tetangga yang berprofesi penjahit untuk memproduksi sabuk boncengan anak. Saat ini, ada 23 orang tetangga penjahit di Blitar yang terlibat dalam proses produksi sabuk bonceng anak Jafa. “Jadi sekarang satu kelurahan banyak yang mengerjakan sabuk bonceng anak Jafa,” ujar Azwar.
Untuk para pekerjanya, Azwar menerapkan sistem ongkos jahit Rp 9.000 per sabuk. Adapun upah untuk tukang potong Rp 7.000 per sabuk.
Setiap seminggu sekali, Azwar mengirim bahan-bahan sabuk dengan truk ke Blitar dan mengangkut hasil sabuk boncengan anak dari Blitar. Ia pun merogoh kocek Rp 100.000 untuk ongkos truk Surabaya-Blitar pulang-pergi. Kini, Azwar mampu memproduksi 500 hingga 600 buah sabuk boncengan anak. Usahanya pun dalam 4 bulan sudah balik modal.
Model sabuk boncengan anak Jafa ada dua macam yaitu tipe biasa dan tipe dengan sandaran kepala. Setiap model diproduksi dengan dua ukuran, yakni ukuran standar, dan jumbo yang lebih besar 20 cm.
Harga jual sabuk boncengan anak Jafa tipe biasa ukuran standar adalah Rp 65.000, sedang ukuran jumbo Rp 75.000. Sedang sabuk dengan sandaran kepala harganya Rp 75.000 untuk ukuran standar, dan Rp 80.000 ukuran jumbo.
Saat ini, Jafa telah bekerja sama dengan 49 agen dan 40 reseller. Persyaratan menjadi agen adalah melakukan order pertama sebanyak 50 buah sabuk boncengan anak. Untuk order berikut, tidak ada ketentuan jumlah minimal, namun tetap mendapat potongan harga.
Agen akan mendapat potongan harga sebesar Rp 15.000 hingga Rp 20.000. Harga sabuk bonceng anak untuk agen menjadi Rp 50.000, untuk tipe biasa berukuran standar. Harga agen tipe dengan sandaran kepala dan ukuran standar Rp 65.000.
Menurut Azwar, sekitar 80% dari 49 agennya aktif memesan. Order dari total agen bisa mencapai 300 sabuk per bulan, sedang sisanya oleh reseller.
Reseller diharuskan melakukan order pertama sebanyak 8 buah sabuk. Order berikut tanpa ketentuan jumlah minimal. Potongan harga yang diberikan ke reseller antara Rp 10.000 hingga Rp 13.000. Harga sabuk boncengan anak tipe biasa untuk reseller menjadi Rp 55.000 serta Rp 62.000 untuk tipe dengan sandaran kepala.
Kini, sabuk bonceng anak Jafa mampu meraup omzet sebesar Rp 36 juta per bulan. Sedang keuntungan usaha ini menurut Azwar berkisar 25%.
Sejak 3 bulan lalu, Azwar membuat website, yakni jafaboncenganak.com untuk mengerek penjualan. “Pengaruhnya lumayan banyak. Sekarang, kami kelabakan melayani permintaan karena produksi masih terbatas,” ujar Azwar.
Ia pun menambah 4 orang penjahit lagi di Blitar. Sejauh ini, kendala usaha Azwar adalah kapasitas yang terbatas.
Pemain masih sedikit
Pengalaman yang sama juga dialami oleh Kusmiyati, produsen sabuk boncengan anak Apro yang berlokasi di Jalan Kopo, Gang Lapang, Bandung. Saat memboncengkan anaknya ke sekolah, Kusmiyati was-was jika sang anak ketiduran saat masih dibonceng. Kebetulan, Kusmiyati, punya pengalaman bekerja di sebuah perusahaan tas di Bandung.
Kusmiyati lantas membeli bahan-bahan sabuk, seperti kain 300 Denier, webbing, busa polyfoam dan buckle acetal. Dari bahan-bahan itu, ia membuat tiga sabuk. Satu sabuk ia pakai sendiri, dan dua sabuk lain, ia jual ke rekannya.
Sabuk boncengan dengan nama Apro baru mulai diproduksi Kusmiyati secara massal pada bulan Juni 2012. Kusmiyati mengeluarkan modal awal sebesar Rp 5 juta. Semua modal itu ia gunakan untuk membeli bahan sehingga menghasilkan 5 lusin sabuk boncengan anak.
Awalnya, Kusmiyati menerapkan sistem maklun untuk jasa menjahit sabuk boncengan anak. Namun, sistem itu cuma bertahan 6 bulan. Setelah itu, Kusmiyati merekrut tiga penjahit tetap.
Tentu, ia harus mengeluarkan modal baru, sebesar Rp 7,5 juta untuk membeli tiga unit mesin jahit bekas plus Rp 1,8 juta untuk membeli mesin potong. Ongkos jahit yang diberikan Kusmiyati ke penjahitnya adalah Rp 90.000 per lusin.
Harga eceran sabuk boncengan anak Apro Rp 90.000 per buah. Namun sejak Januari 2013, Kusmiyati hanya menerima pembelian dari agen dan reseller. “Bagaimanapun, Apro bisa berkembang karena kerja sama dengan agen dan reseller,” ujar Kusmiyati. Ada 10 agen dan 32reseller yang kini bekerjasama dengan Apro, saat ini.
Harga sabuk boncengan anak Apro untuk agen Rp 62.500, sedang bagi reseller Rp 77.500. Persyaratan bagi agen adalah melakukan pembelian pertama minimal 3 lusin, dan pembelian berikutnya minimal 2 lusin. Sedang reseller cukup melakukan pembelian pertama 3 buah, dan selanjutnya bebas.
Selama 3 bulan terakhir, Kusmiyati mampu memroduksi 1.000 sabuk boncengan anak per bulan. Omzet penjualannya berkisar Rp 60 juta hingga Rp 77 juta per bulan. Sedang keuntungan usaha ini, menurut Kusmiyati, berkisar 30%. Sejak Maret 2013, dibantu suaminya, Kusmiyati membuatwebsite aproapparel.com agar Apro makin dikenal.
Usaha pembuatan sabuk boncengan anak, menurut Kusmiyati maupun Azwar, masih terbuka bagi pemain baru. Populasi sepeda motor di Indonesia yang terus naik bisa menjadi acuan tingginya kebutuhan sabuk boncengan anak. “Baru ada 10 merek,” ujar Kusmiyati.
Tidak ingin sang keponakan berisiko saat diantar oleh istrinya ke sekolah, Azwar Fauzi merancang desain sabuk untuk memboncengkan anak di sepeda motor. Dengan modal awal Rp 700.000 Azwar lalu memproduksi lima sabuk boncengan.
Saat itu, Azwar mengakui, sudah ada sabuk boncengan anak yang beredar di pasar. Tapi, menurut Azwar, produk lain tersebut terbuat dari bahan yang keras, sehingga tidak terasa nyaman saat digunakan si anak. Ia pun melakukan perbaikan desain dan memilih bahan yang lebih elastis, yakni kain baby ripstop yang biasa dipakai untuk membuat tas ransel.
Adapun untuk tali sabuk, Azwar memakai harness. Foto sabuk boncengan anak yang diberi merek Jafa ini pun lantas ia upload ke kaskus dan situs-situs gratis lainnya.
Di saat awal memproduksi, Azwar menggunakan sistem makloon ke penjahit. Tahun 2011, Azwar ingat, permintaan untuk sabuk boncengan anak belum banyak. Namun, Azwar berani memutuskan untuk keluar dari tempatnya bekerja dan berniat menekuni usaha sabuk boncengan anak.
Guna mempermudah pemasaran, Azwar memilih lokasi usahanya di daerah Mriti Selatan, Surabaya. Untuk proses produksi dilakukan di kampung asalnya, yakni di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Ia pun mengerahkan tetangga-tetangga yang berprofesi penjahit untuk memproduksi sabuk boncengan anak. Saat ini, ada 23 orang tetangga penjahit di Blitar yang terlibat dalam proses produksi sabuk bonceng anak Jafa. “Jadi sekarang satu kelurahan banyak yang mengerjakan sabuk bonceng anak Jafa,” ujar Azwar.
Untuk para pekerjanya, Azwar menerapkan sistem ongkos jahit Rp 9.000 per sabuk. Adapun upah untuk tukang potong Rp 7.000 per sabuk.
Setiap seminggu sekali, Azwar mengirim bahan-bahan sabuk dengan truk ke Blitar dan mengangkut hasil sabuk boncengan anak dari Blitar. Ia pun merogoh kocek Rp 100.000 untuk ongkos truk Surabaya-Blitar pulang-pergi. Kini, Azwar mampu memproduksi 500 hingga 600 buah sabuk boncengan anak. Usahanya pun dalam 4 bulan sudah balik modal.
Model sabuk boncengan anak Jafa ada dua macam yaitu tipe biasa dan tipe dengan sandaran kepala. Setiap model diproduksi dengan dua ukuran, yakni ukuran standar, dan jumbo yang lebih besar 20 cm.
Harga jual sabuk boncengan anak Jafa tipe biasa ukuran standar adalah Rp 65.000, sedang ukuran jumbo Rp 75.000. Sedang sabuk dengan sandaran kepala harganya Rp 75.000 untuk ukuran standar, dan Rp 80.000 ukuran jumbo.
Saat ini, Jafa telah bekerja sama dengan 49 agen dan 40 reseller. Persyaratan menjadi agen adalah melakukan order pertama sebanyak 50 buah sabuk boncengan anak. Untuk order berikut, tidak ada ketentuan jumlah minimal, namun tetap mendapat potongan harga.
Agen akan mendapat potongan harga sebesar Rp 15.000 hingga Rp 20.000. Harga sabuk bonceng anak untuk agen menjadi Rp 50.000, untuk tipe biasa berukuran standar. Harga agen tipe dengan sandaran kepala dan ukuran standar Rp 65.000.
Menurut Azwar, sekitar 80% dari 49 agennya aktif memesan. Order dari total agen bisa mencapai 300 sabuk per bulan, sedang sisanya oleh reseller.
Reseller diharuskan melakukan order pertama sebanyak 8 buah sabuk. Order berikut tanpa ketentuan jumlah minimal. Potongan harga yang diberikan ke reseller antara Rp 10.000 hingga Rp 13.000. Harga sabuk boncengan anak tipe biasa untuk reseller menjadi Rp 55.000 serta Rp 62.000 untuk tipe dengan sandaran kepala.
Kini, sabuk bonceng anak Jafa mampu meraup omzet sebesar Rp 36 juta per bulan. Sedang keuntungan usaha ini menurut Azwar berkisar 25%.
Sejak 3 bulan lalu, Azwar membuat website, yakni jafaboncenganak.com untuk mengerek penjualan. “Pengaruhnya lumayan banyak. Sekarang, kami kelabakan melayani permintaan karena produksi masih terbatas,” ujar Azwar.
Ia pun menambah 4 orang penjahit lagi di Blitar. Sejauh ini, kendala usaha Azwar adalah kapasitas yang terbatas.
Pemain masih sedikit
Pengalaman yang sama juga dialami oleh Kusmiyati, produsen sabuk boncengan anak Apro yang berlokasi di Jalan Kopo, Gang Lapang, Bandung. Saat memboncengkan anaknya ke sekolah, Kusmiyati was-was jika sang anak ketiduran saat masih dibonceng. Kebetulan, Kusmiyati, punya pengalaman bekerja di sebuah perusahaan tas di Bandung.
Kusmiyati lantas membeli bahan-bahan sabuk, seperti kain 300 Denier, webbing, busa polyfoam dan buckle acetal. Dari bahan-bahan itu, ia membuat tiga sabuk. Satu sabuk ia pakai sendiri, dan dua sabuk lain, ia jual ke rekannya.
Sabuk boncengan dengan nama Apro baru mulai diproduksi Kusmiyati secara massal pada bulan Juni 2012. Kusmiyati mengeluarkan modal awal sebesar Rp 5 juta. Semua modal itu ia gunakan untuk membeli bahan sehingga menghasilkan 5 lusin sabuk boncengan anak.
Awalnya, Kusmiyati menerapkan sistem maklun untuk jasa menjahit sabuk boncengan anak. Namun, sistem itu cuma bertahan 6 bulan. Setelah itu, Kusmiyati merekrut tiga penjahit tetap.
Tentu, ia harus mengeluarkan modal baru, sebesar Rp 7,5 juta untuk membeli tiga unit mesin jahit bekas plus Rp 1,8 juta untuk membeli mesin potong. Ongkos jahit yang diberikan Kusmiyati ke penjahitnya adalah Rp 90.000 per lusin.
Harga eceran sabuk boncengan anak Apro Rp 90.000 per buah. Namun sejak Januari 2013, Kusmiyati hanya menerima pembelian dari agen dan reseller. “Bagaimanapun, Apro bisa berkembang karena kerja sama dengan agen dan reseller,” ujar Kusmiyati. Ada 10 agen dan 32reseller yang kini bekerjasama dengan Apro, saat ini.
Harga sabuk boncengan anak Apro untuk agen Rp 62.500, sedang bagi reseller Rp 77.500. Persyaratan bagi agen adalah melakukan pembelian pertama minimal 3 lusin, dan pembelian berikutnya minimal 2 lusin. Sedang reseller cukup melakukan pembelian pertama 3 buah, dan selanjutnya bebas.
Selama 3 bulan terakhir, Kusmiyati mampu memroduksi 1.000 sabuk boncengan anak per bulan. Omzet penjualannya berkisar Rp 60 juta hingga Rp 77 juta per bulan. Sedang keuntungan usaha ini, menurut Kusmiyati, berkisar 30%. Sejak Maret 2013, dibantu suaminya, Kusmiyati membuatwebsite aproapparel.com agar Apro makin dikenal.
Usaha pembuatan sabuk boncengan anak, menurut Kusmiyati maupun Azwar, masih terbuka bagi pemain baru. Populasi sepeda motor di Indonesia yang terus naik bisa menjadi acuan tingginya kebutuhan sabuk boncengan anak. “Baru ada 10 merek,” ujar Kusmiyati.
Editor: Tri Adi
Langganan:
Komentar (Atom)